BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi membentuk
masyarakat dunia yang saling ketergantungan. Tatanan dunia mulai
mengalami perubahan secara stuktural menuju era globalisasi dalam
berbagai berbagaibidang kehidupan . Tatanan dunia saat ini ditandai
oleh persaingan antar bangsa ,stabilitas kehidupan suatu bangsa dan
hubungan antar bangsa akan memainkan peranan penting. Bagi bangsa
Indonesia,abab 21 adalah agrarabab perubahan dari masyarakat agraris
menuju masyarakat industri dan informasi dengan pola- pola kehidupan
yang berbeda. Tilaar (1998 :4) mengendentifikasikan berbagai
kekuatang global;
Kekuatan global pada umumnya bemuara pada empat kekuatan yakni (1)
kemajuan iptek terutama dalam bidang informasi serta inovasi-inovasi
baru didalam tehnologi yang mempermudah kehidupan manusia, (2)
perdagangan bebas yang ditunjang oleh kemajuan Iptek (3) kerjasama
regional dan Internasional yang telah menyatukan kehidupan
bangsa-bangsa tanpa mengenalbatas negara dan (4) meningkatkan
kesadaran hak azasi manusia serta kewajiban manusia dalam kehidupan
bersama dalam demokrasi.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah
Urgensi Pendidikan?
Apakah
yang dimaksud Akuntabilitas Pendidikan?
Bagaimanakah
proses Akuntabilitas Pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
Untuk
mengetahui Urgensi Pendidikan.
Untuk
mengetahui maksud dari akuntabilitas pendidikan.
Untuk
mengetahui proses akuntabilitas pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Urgensi Pendidikan
Sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef tentang pentingnya
pendidikan : “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam
memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat
manusia” Dan tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa mengambil
kesimpulan bahwa Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan
tidak bisa lepas dari kehidupan.
Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin
dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum
bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor
pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat
diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti yang kita
ketahui bahwa suatu Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya
Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan
skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus
bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit
dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.
Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidik harus dipandang sebagai
sebuah kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Maka
tentunya peningkatan mutu pendidikan juga berpengaruh terhadap
perkembangan suatu bangsa. Kita ambil contoh Amerika, mereka takkan
bisa jadi seperti sekarang ini apabila –maaf– pendidikan mereka
setarap dengan kita. Lalu bagaimana dengan Jepang? si ahli Teknologi
itu? Jepang sangat menghargai Pendidikan, mereka rela mengeluarkan
dana yang sangat besar hanya untuk pendidikan bukan untuk kampanye
atau hal lain tentang kedudukan seperti yang–maaf– Indonesia
lakukan. Tak ubahnya negara lain, seperti Malaysia dan Singapura yang
menjadi negara tetangga kita.
Mungkin sedikit demi sedikit Indonesia juga sadar akan pentingnya
pendidikan. Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada
tanggal 2 Mei menitikberatkan atau mengambil tema pendidikan karakter
untuk membangun peradaban bangsa dan seperti yang diberitakan bahwa
Kementrian Pendidikan Nasional telah menyediakan infrastruktur
terkait akses informasi bekerja sama dengan MNC Group, melalui TV
berbayarnya, Indovision menyiarkan siaran televisi untuk
pendidikan.Dan juga penyediaan taman bacaan di pusat perbelanjaan.
Namun apakah pendidikan karakter ini bisa mengubah masalah-masalah
yang sering kita hadapi dalam dunia pendidikan?
Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum
pengertian pendidikan: “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh
dirinya, masyarakat, banga dan negara” Namun satu pertanyaan,
sudahkah pendidikan kita seperti yang tercantum dalam UU tersebut?
B.
Pengertian Akuntabilitas Pendidikan
McAshan (1983) menyebutkan bahwa akuntabilitas adalah kondisi
seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performannya
dalam menyelesaikan tujuan yang menjadi tanggungjawabnya. Sedangkan
John Elliot (1981:15-16) merinci makna yang terkandung di dalam
akuntabilitas, yaitu : (1) cocok atau sesuai (fitting In) dengan
peranan yang di harapkan, (2) menjelaskan dan mempertimbangkan kepada
orang lain tentang keputusan dan tindakan yang di ambilnya, (3)
performan yang cocok dan dan meminta pertimbangan/penjelasan kepada
orang lain.
Akuntabilitas membutuhkan aturan, ukuran atau kriteria, sebagai
indikator keberhasilan suatu pekerjaan atau perencanaan. Dengan
demikian, maka akuntabilitas adalah suatu keadaan performan para
petugas yang mampu bekerja dan dapat memberikan hasil kerja sesuai
dengan criteria yang telah di tentukan bersama sehingga memberikan
rasa puas pihak lain yang berkepentingan. Sedangkan akuntabilitas
pendidikan adalah kemampuan sekolah mempertanggungjawabkan kepada
publik segala sesuatu mengenai kinerja yang telah dilaksanakan.
Scorvis D. Anderson dalam bukunya Accountability What, Who, and
Whither? Dalam Made Pidarta (1988), menyebutkan lima bagian yang
merupakan manifestasi dari akuntabilitas, yaitu : (1) mengontrak
performan. Performan di tentukan kriterianya dan disepakati bersama.
Artinya pertugas pelaksana tidak boleh menyimpang dari kriteria
tersebut. (2) memiliki kunci pembentuk arah dalam bentuk biaya dan
usaha performan yang dikontrak/ditentukan, diharapkan tercapai tujuan
secara efektif sehingga pengontrak merasa puas. (3) unsur pemeriksaan
yang dilakukan oleh orang-orang bebas dan tidak terlibat dalam
kegiatan internal, seperti orang tua siswa, masyarakat, atau
pemerintah. (4) memberikan jaminan, dalam bidang pendidikan mutu
dapat terjamin dengan menggunakan kriteria atau ukuran tertentu. (5)
pemberian insentif, diberikan sebagai penghargaan dan dapat di ukur
menurut kriteria tertentu, dengan maksud untuk meningkatkan motivasi
dan sistem kompetisi dalam meningkatkan performan.
Akuntabilitas dalam bidang pendidikan, seperti yang di katalkan oleh
H.H. Mc Ashaan, yaitu : (1) program dan manajemen personalia yang
mengarah kepada tujuan, (2) penekanan manajemen yang efektif dan
efisien, dan (3) pengembangan program, pengembangan personalia,
peningkatan hubungan dengan masyarakat, dan kegiatan-kegiatan
manajemen.
C.
Tujuan Akuntabilitas Pendidikan
Tujuan akuntabilitas pendidikan adalah agar terciptanya kepercayaan
publik terhadap sekolah. Kepercayaan publik yang tinggi akan sekolah
dapat mendorong partisipasi yang lebih tinggi pula terdapat
pengelolaan manajemen sekolah. Sekolah akan dianggap sebagai agen
bahkan sumber perubahan masyarakat. Slamet (2005:6) menyatakan:
Tujuan utama akuntabilitas adalah untuk mendorong terciptanya
akuntabilitas kinerja sekolah sebagai salah satu syarat untuk
terciptanya sekolah yang baik dan terpercaya. Penyelenggara sekolah
harus memahami bahwa mereka harus mempertanggungjawabkan hasil kerja
kepada publik.
Selain itu, tujuan akuntabilitas adalah menilai kinerja sekolah dan
kepuasaan publik terhadap pelayanan pendidikan yang diselenggarakan
oleh sekolah, untuk mengikutsertakan publik dalam pengawasan
pelayanan pendidikan dan untuk mempertanggungjawabkan komitmen
pelayanan pendidikan kepada publik.
Rumusan tujuan akuntabilitas di atas hendak menegaskan bahwa
akuntabilitas bukanlah akhir dari sistem penyelenggaran manajemen
sekolah, tetapi merupakan faktor pendorong munculnya kepercayaan dan
partisipasi yang lebih tinggi lagi. Bahkan, boleh dikatakan bahwa
akuntabilitas baru sebagai titik awal menuju keberlangsungan
manajemen sekolah yang berkinerja tinggi.
D.
Manfaat Akuntabilitas Pendidikan
Akuntabilitas
mampu membatasi ruang gerak terjadinya perubahan dan pengulangan, dan
revisi perencanaan. Sebagai alat kontrol, akuntabilitas memberikan
kepastian pada aspek-aspek penting perencanaan, antara lain:
Tujuan/performan
yang ingin dicapai
Program
atau tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan
Cara
atau performan pelaksanaan dalam mengerjakan tugas
Alat
dan metode yang sudah jelas, dana yang dipakai, dan lama bekerja
yang semuanya telah tertuang dalam bentuk alternatife penyelesaikan
yang sudah eksak/pasti
Lingkungan
sekolah tempat program dilaksanakan
Insentif
terhadap pelaksana sudah ditentukan secara pasti.
E.
Pelaksana Akuntabilitas Pendidikan
Made
Pidarta (1988) menyebutkan bahwa pelaksanaan akuntabilitas ditekankan
pada guru, administrator, orang tua siswa, masyarakat serta
orang-orang luar lainnya.
Di
dalam perencanaan participatory , yaitu perencanaan yang menekankan
sifat lokal atau desentralisasi, akuntabilitas ditujukan pada
sejumlah personil sebagai berikut.
Manajer/
administrator/ ketua lembaga, sesuai dengan fungsinya sebagai
manajer.
Ketua
perencana, yang dianggap paling bertanggungjawab atas keberhasilan
perencanaan. Ketua perencana adalah dekan, rektor, kepala sekolah,
atau pimpinan unit kerja lainnya.
Para
anggota perencana, mereka dituntut memiliki akuntabilitas karena
mereka bekerja mewujudkan konsep perencanaan dan mengendalikan
implementasinya di lapangan.
Konsultan,
para ahli perencana yang menjadi konsultan.
Para
pemberi data, harus memiliki performan yang kuat mengingat tugasnya
memberikan dan menginformasikan data yang selalu siap dan akurat.
F.
Langkah-Langkah Akuntabilitas Pendidikan
Made
Pidarta (1988) merumuskan langkah-langkah yang harus di tempuh untuk
menentukan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan,
sebagai berikut:
Menentukan
tujuan program yang dikerjakan, dalam perencanaan disebut misi atau
tujuan perencanaan.
Program
dioperasionalkan sehingga menimbulkan tujuan-tujuan yang spesifik.
Menggambarkan
kondisi tempat bekerja.
Menentukan
otoritas atau kewenangan petugas pendidikan.
Menentukan
pelaksana yang akan mengerjakan program/ tugas. Ia penanggungjawab
program, menurut konsep akuntabilitas ia adalah orang yang
dikontrak.
Membuat
kriteria performan pelaksana yang dikontrak secara jelas, sebab
hakekatnya yang dikontrak adalah performan ini.
Menentukan
pengukur yang bersifat bebas, yaitu orang-orang yang tidak terlibat
dalam pelaksanaan program tersebut.
Pengukuran
dilakukan sesuai dengan syarat pengukuran umum yang berlaku, yaitu
secara insidental, berkala dan
Hasil
pengukuran dilaporkan kepada orang yang berkaitan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef tentang pentingnya
pendidikan : “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam
memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat
manusia” Dan tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa mengambil
kesimpulan bahwa Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan
tidak bisa lepas dari kehidupan.
McAshan (1983) menyebutkan bahwa akuntabilitas adalah kondisi
seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performannya
dalam menyelesaikan tujuan yang menjadi tanggungjawabnya. Sedangkan
John Elliot (1981:15-16) merinci makna yang terkandung di dalam
akuntabilitas, yaitu : (1) cocok atau sesuai (fitting In) dengan
peranan yang di harapkan, (2) menjelaskan dan mempertimbangkan kepada
orang lain tentang keputusan dan tindakan yang di ambilnya, (3)
performan yang cocok dan dan meminta pertimbangan/penjelasan kepada
orang lain.
Made Pidarta (1988) merumuskan langkah-langkah yang harus di tempuh
terdapat 9 langkah sebagaimana yang telah dikemukakan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
John
Vaizey (1982) Pendidikan di Dunia Modern, Gunung Agung Jakarta
M.
Ngalim Purwanto, Drs. (1975), Administrasi Pendidikan, Mutiara,
Jakarta.
Nanang
fatah ( 2000) Landasan Manajemen Pendidikan, Remaja Rosda Karya
Bandung
Otang
Sutrisna, Prof. Dr, MSc. Ed, (1998) Administrasi Pendidikan. Gunung
Agung,
Soegarda
Pourbakawatja, Kamus Ensiklopedi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta
http://elfalasy88.wordpress.com/2010/12/01/akuntabilitas-pendidikan/
http://administrasisaiful.blogspot.com/2011/08/pentingnya-pendidikan-bagi-manusia.html